Di Jakarta, ibu kota Indonesia, Rianto, seorang penari Indonesia, menampilkan tarian rakyat berusia berabad-abad yang tidak disukai oleh kaum konservatif di hadapan ribuan penonton. Dia sudah berdandan dan menggapai-gapai selempang oranye.
Tradisi tari Lengger Lanang berakar pada festival kesuburan dan panen di provinsi Jawa Tengah pada abad ke-16.
Sejak saat itu, seni ini berkembang menjadi semacam seni yang menantang gagasan tradisional tentang maskulinitas di negara yang sangat religius dan konservatif.
Penari pria yang menyamar sebagai putri Jawa menampilkan tarian Lengger Lanang. Mereka mengenakan jubah batik yang semarak dan mengenakan rambut palsu yang diikat dengan pernak-pernik yang dijahit ke dalam sanggul.
Praktik ini terancam punah karena hanya tersisa kurang dari seratus seniman berani di negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.
Gambar ini diambil di kawasan Kota Tua di pusat kota bersejarah Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2023. Foto ini menunjukkan para penari sedang melakukan Lengger Lanang, sebuah bentuk seni tradisional Indonesia yang melibatkan cross-dressing.
Rianto, seorang penari dan koreografer berusia 42 tahun, mengatakan kepada AFP: “Lengger masih dipandang rendah dan mendapat stigma negatif.”
Seperti kebanyakan orang Indonesia, Pak Rianto hanya menggunakan satu nama. “Orang-orang masih melihat laki-laki menari sebagai tindakan yang melanggar norma,” tambahnya. “Orang-orang masih melihat laki-laki menari sebagai tindakan yang melanggar norma.”
Menari mengikuti irama dan melodi Jawa yang meriah, para pemain teater Jakarta menggoyangkan pinggul, memutar jari, dan melirik penonton dengan pandangan memikat.
Para laki-laki dalam acara tersebut membuat lelucon dengan nada bariton yang dalam untuk memberi tahu penonton bahwa meskipun mereka berkostum perempuan, mereka tetaplah laki-laki.
Foto ini diambil pada 10 September 2023 di Festival Seni Kendalisada Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. Lengger Lanang adalah sejenis tari cross-dressing yang populer di Indonesia dan menampilkan musisi calung tradisional.
Pak Rianto yang menikah dengan wanita Jepang ini menjelaskan, amalan Lengger Lanang adalah mencari keselarasan dalam diri dengan menyatukan aspek sifat maskulin dan feminin. “Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan dalam diri sendiri.”